Apakah Jin Masuk Surga Sebagaimana Manusia? #1
Firman Allah SWT
"Dan apabila petunjuk-Ku datang
kepadamu." (Thaahaa: 123)
Adalah ditujukan kepada orang-orang yang
diturunkan Allah SWT dari surga dengan firman-Nya,
"Turunlah semua dari surga itu kamu berdua,
sebagian dari kamu menjadi musuh sebagian yang lain." (Thaahaa: 123)
Setelah itu Allah SWT berfirman, "Maka
apabila petunjuk-Ku datang kepadamu.”
Kedua hal di atas ditujukan kepada bapak jin dan
bapak manusia. Ini menunjukkan bahwa jin mendapat perintah serta larangan dari
Allah SWT. Mereka juga tercakup dalam syariat-syariat para nabi, dan kejahatan
mereka juga layak mendapat hukuman. Ini juga menunjukkan bahwa Nabi Muhammad
saw. diutus kepada mereka sebagaimana diutus kepada manusia. Semua ini tidak
diperselisihkan para ulama. Akan tetapi, mereka berbeda pendapat tenang apakah jin yang muslim juga masuk surga?
Mayoritas ulama berpendapat bahwa jin muslim akan masuk surga, dan jin yang
kafir akan masuk neraka. Ada juga yang mengatakan bahwa pahala jin yang muslim
hanyalah keselamatan dari siksa neraka namun tidak akan masuk surga. Karena
surga hanya dimasuki oleh Adam dan keturunannya, dan ini adalah pendapat Imam
Abu Hanifah rahimahullah.
Orang-orang yang mengatakan bahwa jin muslim juga
akan masuk surga memiliki beberapa argumentasi.
Pertama. Dalam ayat 123 dari surah Thaahaa
di atas, Allah SWT memberitakan bahwa barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Nya,
maka ia tidak akan merasa takut, sedih, tersesat dan menderita. Ini merupakan
konsekuensi dari kesempurnaan nikmat-Nya. Tidak bisa dikatakan bahwa ayat
tersebut hanya menunjukkan peniadaan azab, karena sudah menjadi kesepakatan
bahwa jin mukmin tidak akan disiksa. Seandainya ayat di atas hanya menunjukkan
peniadaan azab, maka itu bukanlah pujian bagi manusia yang mukmin, namun
sekedar informasi peniadaan ketakutan dan kesedihan. Sebagaimana diketahui
bahwa konteks dan maksud ayat adalah bahwa orang yang mengikuti petunjuk Allah
SWT, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan yang paling besar dan terhindar dari
penderitaan yang sangat pedih. Allah SWT mengungkapkan semua itu dengan
meniadakan rasa takut dan kesedihan tersebut sesuai dengan tuntutan keadaan.
Sehingga, ketika Allah SWT menurunkan Adam a.s. dari surga, maka ia dirundung
rasa takut, kesedihan dan penderitaan. Lalu Allah memberitahukan kepadanya
bahwa Dia memberikan janji baginya dan bagi keruturunannya. Yakni, barangsiapa
mengikuti petunjuk-Nya, maka akan terhapus ketakutan, kesedihan, kesesatan, dan
penderitaan darinya. Dan dimaklumi bahwa semua itu tidak akan hilang kecuali
dengan masuk ke surga. Tetapi, dengan menyebutkan peniadaan keburukan yang
paling berat adalah lebih tepat.
Kedua. Firman Allah SWT,
"Dan ingatlah ketika Kami hadapkan
serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al-Qur'an, maka tatkala mereka
menghadiri pembacaannya lalu mereka berkata, 'Diamlah kamu untuk
mendengarkannya.' Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya
untuk memberi peringatan.' Mereka berkata, 'Hai kaum kami, sesungguhnya kami
telah mendengarkan kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang
membenarkan kitab-kitab sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada
jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah seruan orang yang menyeru kepada
Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu
dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.'" (al-Ahqaaf: 29-31)
Dalam ayat di atas Allah SWT memberitahukan kepada
kita tentang ancaman-Nya terhadap para jin, yaitu barangsiapa yang memenuhi
seruan utusan-Nya, maka akan diampuni dan dibebaskan dari neraka. Seandainya
ampunan bagi mereka hanya berupa pembebasan dari azab, maka cukup dengan
firman-Nya, "Dan melepaskan kamu
dari azab yang pedih." Akan tetapi, kesempurnaan ampunan itu adalah
masuk ke surga dan selamat dari neraka. Sehingga barangsiapa yang mendapat
ampunan dari Allah, maka dia masuk surga.
Ketiga. Firman Allah SWT tentang bidadari
di surga,
"Tidak pernah disentuh oleh manusia
sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak
pula oleh jin." (ar-Rahmaan: 56)
Ayat ini menunjukkan bahwa jin dan manusia yang
beriman akan masuk surga, dan bahwa bidadari di dalamnya belum pernah disentuh
oleh mereka. Maka, ini menunjukkan jin-jin yang beriman dapat menyentuh
bidadari setelah mereka masuk surga, sebagaimana yang terjadi pada manusia.
Seandainya mereka tidak masuk surga, tentulah tidak pantas bagi mereka menerima
berita seperti itu.
Keempat. Firman Allah SWT,
"Maka jika kami tidak dapat membuatnya,
pasti kamu tidak akan dapat membuatnya. Peliharalah dirimu dari neraka yang
bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir. Dan
sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa
bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap
mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga itu, mereka mengatakan, 'Inilah
yang pernah diberikan kepada kami dahulu. 'Mereka diberi buah-buahan yang
serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal
di dalamnya." (al-Baqarah: 24-25)
Di antara jin ada yang mukmin dan ada yang kafir,
sebagaimana dikatakan oleh jin-jin saleh di antara mereka,
"Dan sesungguhnya dari kami ada
orang-orang taat dan ada pula orang-orang yang menyimpang dari kebenaran."
(al-Jinn: 14)
Maka karena golongan jin yang kafir masuk dalam
ayat kedua (al-Jinn: 14), maka golongan jin mukmin juga harus masuk dalam ayat
pertama (al-Baqarah: 25).
0 comments :
Penyejuk Hati - Menggapai Cinta Ilahi
Contact Form
Labels
- Ebook Islami (2)
- Indahnya Sabar (4)
- Kunci Kebahagiaan (6)
Popular Posts
-
Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kalian matt s...
-
Kelima . Firman Allah SWT tentang jin-jin yang saleh, "Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan ya...
-
Allah SWT juga ingin mengetahui hamba-hamba-Nya yang berhak menerima kesempurnaan dan keagungan nikmat-Nya, supaya cinta, rasa syukur, ...
-
Assalamu'alaikum Buku Tamasya Ke Surga adalah buah karya dari Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Dalam buku ini dijelaskan segala hal tentang...
-
Firman Allah SWT "Dan apabila petunjuk-Ku datang kepadamu." (Thaahaa: 123) Adalah ditujukan kepada orang-orang ...
-
Alhamdulillah kita masih bisa bertemu, semoga hati dan pikiran kita selalu ingat kepada Allah. Melanjutkan Hakikat dan MaknaSabar . A...
-
Sesungguhnya, Allah SWT menurunkan Adam a.s., bapak manusia, dari surga adalah karena hikmah-hikmah yang tidak mampu dipahami akal da...
-
Sabar dan keluh kesah merupakan dua sifat yang bertentangan dan masing-masing saling berhadapan. Allah menuturkan perkataan penghuni ne...
-
S etelah dikemukakan di bagian depan mengenai arti dari kata Sabar , kini kita bahas mengenai hakikat sabar dan bagaimana kita memakn...
-
Kata Sabar makna asalnya adalah menahan atau mengurung. Sabar berarti menahan jiwa untuk tidak berkeluh kesah, menahan lisan untuk tidak m...
statistics
Google Plus
Facebook
Twitter
Share this Post
SETIAJI. Powered by Blogger.
Post a Comment
Terima kasih atas tanggapan yang anda berikan
semoga blog ini menjadi lebih bermanfaat untuk kedepannya